Deskripsi
Persatuan dalam keragaman masyarakat Indonesia, memiliki arti yang sangat penting dan harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat mewujudkan kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang, serta mempererat hubungan kekeluargaan antarwarga masyarakat, sehingga perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah.
Arti Bhineka Tunggal Ika merupakan berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Bihneka Tunggal Ika semboyan bangsa Indonesia. Kalimat sederhana yang penuh makna ini diambil dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular.
Bhineka Tunggal Ika menunjukkan bukti keanekaragaman Nusantara yang patut dijunjungtinggi, serta saling menghargai perbedaan.
Tanah Air memiliki kekayaan budaya, bahasan, alat musik daerah, serta suku dengan ciri khas masing-masing. Hal ini cukup dituangkan dan disampaikan menjadi semboyan Bhineka Tunggal Ika. Jika diterjemahkan secara bahasa memiliki arti 'berbeda-beda tetapi tetap satu jua'.
Prinsip Persatuan dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan
- Prinsip Bhinneka Tunggal Ika : mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki keanekaragaman suku, bahasa, agama, dan adat kebiasaan
- Prinsip Nasionalisme Indonesia : Nasionalisme merupakan paham yang mencintai tanah air, adanya kesiapsiagaan dari warga negara untuk membela tanah airnya. mengagung-agungkan bangsa kita sendiri
- Prinsip kebebasan yang Bertanggung Jawab : Setiap warga negara memiliki kebebasan untuk melakukan sesuatu, kebebasan yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa, kepada sesama manusia, serta kepada bangsa dan negara
- Prinsip Wawasan Nusantara : merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang merupakan satu kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan
- Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-Cita Reformasi : Dengan semangat persatuan Indonesia, kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta melanjutkanpembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur sebagai cita-cita bangsa di era Reformasi ini
Berikut keanekaragaman masyarakat Indonesia
Bentuk Keberagaman Masyarakat Indonesia meliputi keberagaman Suku Bangsa, Adat Istiadat dan Agama.
Ada beberapa daerah di wilayah Indonesia yang memiliki sistem kekerabatan yang masih kuat dianut oleh masyarakat. Sistem kekerabatannya yaitu :
- Parental Sistem kekerabatan parental menarik garis keturunan dari kedua belah pihak (ayah dan ibu), kedudukan laki-laki dan perempuan sama. Misalnya, di daerah Aceh dan Jawa Barat
- Patrilineal Sistem kekerabatan patrilineal menarik garis keturunan dari pihak bapak. Kedudukan laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Misalnya, di daerah Palembang dan Batak
- Matrilineal Sistem kekerabatan matrilineal menarik garis keturunan dari pihak ibu. Kedudukan perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, misalnya, di daerah Minangkabau
- Bangsa Indonesia memiliki keberagaman masyarakat yang disebabkan oleh suku, budaya, agama dan keyakinan, ras, dan golongan. Keberagaman dalam masyarakat Indonesia dapat menimbulkan berbagai masalah dalam masyarakat apabila tidak dicegah dan diatasi dengan baik
Dampak positif yang ditimbulkan dari keberagaman masyarakat Indonesia yaitu :
- Terciptanya integritas nasional
- Menjadi sarana untuk memajukan pergaulan antarsuku, agama, budaya, dan golongan
- Dapat memperkaya khazanah budaya bangsa
Dampak negatif yang ditimbulkan dari keberagaman masyarakat Indonesia yaitu :
- Terjadinya konflik dalam masyarakat
- Munculnya sikap primordialisme, yaitu pandangan yang berpegang teguh pada hal-hal yang dibawa sejak kecil mengenai tradisi, adat istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di lingkungan pertamanya
- Munculnya sikap etnosentrisme, yaitu pandangan yang menganggap bahwa suku bangsanya sendiri lebih unggul dibandingkan suku yang lainnya
- Fanatisme, yaitu paham yang berpegang teguh secara berlebihan terhadap keyakinan sendiri sehingga menganggap salah terhadap keyakinan yang lain
Bentuk konflik berdasarkan jenisnya :
- Konflik antarsuku, yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Perbedaan suku sering kali menyebabkan perbedaan adat istiadat, budaya, sistem keke-rabatan, dan norma sosial dalam masyarakatnya
- Konflik antaragama, yaitu pertentangan antara kelompok yang memiliki keyakinan atau agama berbeda atau antar kelompok dalam agama tertentu
- Konflik antarras, yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain
- Konflik antargolongan, yaitu pertentangan antara kelompok atau golongan dalam masyarakat. Golongan atau kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan, partai politik, asal daerah, dan sebagainya. Disebabkan sikap rasialis, yaitu memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras
Gejala yang menunjukkan adanya konflik sosial dalam masyarakat :
- Tidak adanya persamaan pandangan antarkelompok, seperti perbedaan tujuan, cara melakukan sesuatu, dan sebagainya
- Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik sebagai alat mencapai tujuan
- Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan bagi masyarakat
- Sanksi terhadap pelanggar atas norma tidak tegas atau lemah
- Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku
- Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak sehat, tindakan kontorversial, dan pertentangan (konflik)
Gejala dalam masyarakat yang berpotensi menyebabkan konflik sosial :
- Menguatnya etnosentrisme kelompok. Etnosentrisme berarti perasaan suatu kelompok di mana kelompoknya merasa dirinya paling baik, paling benar, paling hebat sehingga mengukur kelompok lain dengan nilai dan norma kelompoknya sendiri
- Stereotip terhadap suatu kelompok, yaitu anggapan yang dimiliki terhadap suatu kelompok yang bersifat tidak baik. Stereotip mengakibatkan sikap prasangka terhadap suatu kelompok sesuai dengan anggapan negatif tersebut
- Hubungan antarpenganut agama kurang harmonis. Fanatisme terhadap keyakinan masing-masing dapat menimbulkan sikap tidak toleran terhadap agama lain. Berpegang teguh pada ajaran agama masing-masing adalah keharusan. Namun, kita tidak boleh memaksakan suatu keyakinan kepada orang lain
- Hubungan antara penduduk asli dan penduduk pendatang yang kurang harmonis dapat menimbulkan masalah dalam masyarakat. Ketidakharmonisan dapat terjadi dengan diawali rasa ketidakadilan dalam bidang ekonomi, politik, ketersinggungan, keterbatasan komunikasi, dan sebagainya.
Dampak negatif dari konflik :
- Perpecahan dalam masyarakat
- Kerugian harta benda dan korban manusia
- Kehancuran nilai-nilai dan norma sosial yang ada
- Perubahan kepribadian
Upaya Pencegahan Konflik yang Bersifat Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) :
- Preventif : upaya dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah atau sebelum masalah terjadi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sikap toleransi, kerja sama, latihan bersama, dan sebagainya
- Represif : upaya mengatasi masalah pada saat atau setelah terjadi masalah, seperti penangkapan, pembubaran paksa, dan sebagainya
Kuratif, merupakan upaya tindak lanjut atau penanggulangan akibat masalah yang terjadi. Cara ini bertujuan untuk mengatasi dampak dari masalah yang terjadi. Misalnya, pendampingan bagi korban kerusuhan, perdamaian, kerja sama, dan sebagainya